Kamis, 26 Desember 2013

Pembantaian di Sudan Selatan tewaskan 1.000 orang

Pemimpin negara-negara Afrika Timur akan bertemu di Kenya untuk membicarakan peningkatan kekerasan di Sudah Selatan, yang telah menewaskan 1.000 orang.
Pertemuan dilakukan sehari setelah Presiden Sudan Selatan Salva Kiir bertemu dengan perdana menteri Kenya dan Ethiopia.
Sementara itu, pertama diperkirakan akan tiba dalam 48 jam.
Kekerasan mulai terjadi sejak 12 hari lalu antara pasukan yang loyal kepada Kiir dan mereka yang mendukung mantan wakilnya Riek Machar.
Lebih dari 50.000 masyarakat sipil telah mengungsi di kamp PBB di Sudan Selatan.
Pemimpin regional Afrika Timur dari delapan negara blok, yang disebut Igad, akan bertemu di ibukota Kenya Nairobi untuk menindaklanjuti masalah yang menjadi perhatian dalam pembicaraan dengan Presiden Kiir di ibukota Sudan Selatan, Juba.
Ethiopia menggambarkan pembicaran tersebut sebagai "sangat konstruktif dan sangat jujur".
Bagaimanapun, Menteri Informasi Sudan Selatan Makuei Lueth mengatakan kepada kantor berita Associated Press, sejauh ini belum menjalin kontak dengan Machar.
Kepala misi PBB di Sudan Selatan, Hilde Johnson, sebelumnya mendesak pemimpin politik negara "untuk memberikan peluang damai".
"Negara yang dibangun setelah konflik selama beberapa dekade," kata dia, melalui video dari Juba.
Johnson mengatakan "lebih dari 1.000" orang telah tewas sejak kekerasan dimulai 15 Desember dan jumlah korban terus meningkat.
Dia mengharapkan bantuan pasukan militer PBB dan perlengkapan penting lainnya dalam waktu 48 jam.
Johnson mengatakan pertempuran terjadi di Malakal dan Bor.
Pertempuran antara dua kelompok etnis tersebut juga berdampak pada produksi minyak, yang memberikan sumbangan kepada pendapatan pemerintah sebesar 98%.
"Sebagian sumber minyak berada dalam penguasaan tentara pemberontak yang loyal kepada.... Machar dan kami khawatir mereka akan menyebabkan kerusakan fasilitas dan lingkungan," kata Menteri Perminyakan Stephen Dhieu Dau kepada kantor berita Reuters.

Kontroversi Isi Perut Gunung Padang



Kontroversi Isi Perut Gunung Padang
ilustrasi:Seorang anak menikmati panorama Gunung Gede Pangrango yang terlihat dari situs Megalitik Gunung Padang di kawasan Cianjur, Jawa Barat, Minggu (10/3). Selain menyajikan ketenangan, lokasi situs Gunung Padang juga menawarkan panorama pemandangan yang indah. TEMPO/Yosep Arkian


TEMPO.CO, Bandung - Sekitar 100 orang peserta Geotrek dari Bandung menyambangi situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Sebagian tertarik ikut karena belum pernah ke sana. Peserta lain ada yang penasaran soal isi gunung yang lebih menyerupai bukit itu, terkait kontroversi para ahli yang belum tuntas juga sampai hari ini. Beragam pertanyaan pun terlontar ke penafsir (interpreter) acara jelajah bumi itu, Sutikno Bronto, seorang geolog dari Badan Geologi Bandung, Sabtu, 26 Oktober 2013.

Menurut Sutikno, Gunung Padang merupakan sisa gunung api purba. Melihat pegunungan sekelilingnya dari selatan ke timur, seperti Karuhun, Empet, dan Karamat serta Pasir (bukit) Pogor yang membentuk semi melingkar, diperkirakan itulah bekas dinding kawah gunung purba. Usia gunung api purba itu berkisar 32 juta hingga 300 ribu tahun lalu. “Gunung Padang muncul kemudian dari bekas letusan gunung api itu,” ujar Sutikno.

Gunung api purba itu dibuktikan dengan adanya sesar (patahan) Kancana yang memotong sesar besar Cimandiri. “Gunung api terbentuk dari magma yang keluar dari sobekan (sesar) kulit bumi,” ujarnya. Batuan Gunung Padang pun khas material gunung api, yaitu basalt andesit, seperti batu-batu balok bersegi empat dan lima yang bertebaran di teras situs megalitikum, serta disusun menjadi fondasi situs. Batu balok sepanjang 1 meteran itu berasal dari Gunung Padang. “Bukan diangkut dari tempat lain,” ujarnya.

Batu balok itu berasal dari magma yang membeku lalu menyumbat leher gunung, atau kubah lava di sekitar kawah Gunung Padang. Karena gempa vulkanik, dorongan magma berikutnya, faktor hujan dan cuaca, gempa tektonik, hingga tersambar petir, terwujud batu-batu balok lalu patah bertumbangan ke segala arah. “Batuan itu yang mengisi Gunung Padang sekarang, sebagian batuan di permukaan atas kemudian disusun menjadi situs megalitikum,” katanya. Ia yakin gunung itu terbentuk secara alamiah.

Adapun anggota Tim Terpadu Riset Mandiri Danny Hilman Natawidjaja yakin, gunung tersebut merupakan monumen besar zaman batu hasil susunan tangan manusia. Riset dengan survei arkeologi, geologi, pengeboran, dan geofisika bawah permukaan, menunjukkan adanya 4 lapisan struktur bangunan di Gunung Padang dengan perbedaan usia pembuatan. “Kelihatannya struktur bangunan besar yang dibuat dengan teknologi tinggi. Struktur ini hasil karya sipil arsitektur purba yang luar biasa hebat,” ujarnya.

Perbedaan umur lapisan diketahui tim dari hasil analisa radiokarbon dating tanah.Situs atau lapisan teratas dengan budaya batu menhir diperkirakan berusia 2500-3000 tahun lalu. Sedangkan dari pasir lapisan terdalam gunung yang diduga berongga, menunjukkan umur 6700 tahun sebelum Masehi. Namun begitu, kata Danny, pengujian umur itu perlu dilanjutkan dengan metode yang lebih lengkap. “Karena angka-angka ini memang seperti tidak masuk akal, sebab tidak sesuai dengan pengetahuan sejarah dan perkembangan peradaban manusia yang dipercaya umum pada saat ini,” ujarnya.

Selagi menunggu hasil para ahli berpolemik ilmiah, para pengunjung situs megalitikum Gunung Padang terus berdatangan. Ada yang berfoto-foto, menggambar, dan sekedar menikmati alam. “Kontroversi juga jadi daya tarik orang untuk datang,” kata Wahyudn, pengunjung dari Bandung.

Arkeolog: Sriwijaya Menjajah Hingga Madagaskar

Arkeolog: Sriwijaya Menjajah Hingga Madagaskar
ilustrasi:Seorang anak buah kapal (ABK) melintas di depan deretan kapal Phinisi yang bersandar di dermaga Pelabuhan Paotere, Makassar, Senin (18/4). Pelabuhan Paotere masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat seperti Phinisi, Lambo, kapal-kapal motor nelayan dan pedagang antar pulau juga menjadi pusat niaga nelayan, dengan adanya fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang dibangun pemerintah setempat. TEMPO/Subekti


 TEMPO.CO, Magelang - Arkeolog Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Daud Aris Tanudirjo, menyebut pelaut Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjelajah hingga mencapai Madagaskar di timur Benua Afrika sekitar abad ke-6 atau ke-7. “Ini terjadi saat kerajaan Sriwijaya berjaya di Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia,” kata Daud dalam seminar membahas Kemampuan Maritim Nusantara, Sabtu, 19 Oktober 2013. Ini merupakan rangkaian acara Borudur Writers and Cultural Festival di Hotel Manohara, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 17-20 Oktober 2013.

Menurut Daud, bahasa Malagis di Madagaskar menjadi bukti dampak kolonialisasi pelaut Austronesia. Ia mengatakan Austronesia merujuk pada peradaban maritim wilayah nusantara atau mengacu pada wilayah geografis yang penduduknya menuturkan bahasa Austronesia. Secara geografis ini berada di belahan bumi mulai dari Taiwan dan Hawai di bagian utara hingga Selandia Baru di selatan. Pada bagian barat Austronesia menjangkau hingga Madagaskar. Sedangkan, di bagian timur meliputi hingga Pulau Paskah di selatan Samudera Pasifik, masuk wilayah Chili.

Bahasa Malagis mirip dengan Bahasa di sekitar Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Bukti lain adalah hasil penelitian arkeolog Kamerun di Benua Afrika menemukan fitolit pisang atau unsur silika seperti kaca dalam tanaman. Fitolit itu ditemukan sekitar 2.500 tahun lalu. Selain pisang, padi juga mengandung fitolit.

Daud menyebut fitolit yang arkeolog temukan di Kamerun memiliki banyak kemiripan dengan tanaman yang tumbuh di nusantara. Ada juga persamaan bentuk alat musik, yakni kecapi dan seruling. Bukti itu, kata Daud menggambarkan peran pelaut Austronesia dalam penjelajahan Samudera Hindia sejak awal zaman logam atau akhir masa Neolitik. Pelaut Austronesia melakukan perjalanan jarak jauh karena perahu atau kapal mereka cukup tangguh mengarungi lautan.

Daud mengatakan kolonialisasi Sriwijaya terhadap Madagaskar terjadi karena banyak pendatang dari nusantara terutama yang kini sebagian besar wilayah Indonesia, membangun pos penguasaan wilayah. Mereka jumlahnya semakin berkembang dan membawa pengaruh peradaban terhadap Madagaskar. Kolonilasi Sriwijaya terhadap Madagaskar bukan dalam pengertian penjajahan seperti yang dilakukan Belanda ke Indonesia. Kolonialisasi yang Daud maksud lebih merujuk pada kuatnya pengaruh orang-orang Sriwijaya terhadap peradaban Madagaskar.

Arkeolog: Pelaut Jawa Pengaruhi Peradaban Jepang




Arkeolog: Pelaut Jawa Pengaruhi Peradaban Jepang
ilustrasi:

Petani berjalan di ladang persawahan yang di dipasangi pagar plastik di kawasan Sambirejo, Plupuh, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (8/8). ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo

TEMPO.CO
, Magelang - Arkeolog Universitas Gadjah Mada, Daud Aris Tanudirjo mengatakan pelaut dari kawasan  Austronesia, khususnya dari Jawa di masa lampau menyebar hingga ke Jepang dan memempengaruhi peradaban Negeri Matahari Terbit ini.

Austronesia merujuk pada peradaban maritim wilayah nusantara. "Pelaut Austronesia membantu peradaban penduduk Jepang sehingga menghasilkan peradaban tinggi," kata Daud dalam seminar membahas  Kemampuan Maritim Nusantara, Sabtu, 19 Oktober 2013. Ini merupakan rangkaian acara Borudur Writers and Cultural Festival di Hotel Manohara, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 17-20 Oktober 2013.

Daud merujuk pada buku Ann Kumar berjudul Globalizing the Prehistory of Japan: Language, Gene, and Civilization menggambarkan bukti hubungan nusantara dengan munculnya peradaban Jepang. Ann Kumar, kata Daud mendapat gambaran yang utuh tentang hubungan peradaban Jepang dan Jawa.

Pelaut Austronesia mengenalkan tradisi bertanam padi di sawah, metalurgi, dan tenun, senjata, anyaman, dan piring sebagai unsur budaya baru. Ada juga pranata kerajaan, kekerabatan, dan keagamaan.

Daud menyebutkan peradaban Austronesia mendorong perubahan budaya di Jepang, yakni budaya Jomon pada 10.000-2.500 tahun lalu menjadi Budaya Yayoi pada 2.500 tahun lalu. Budaya Yayoi menjadi peletak dasar budaya Jepang yang berkembang hingga saat ini.

Budaya ini adalah hasil pengaruh budaya pelaut Austronesia dari Jawa yang berlayar hingga wilayah Kyushu. " Data pertanian padi, gigi, tengkorak, bahasa, dan genetika dirangkai seperti puzzle," kata Daud yang lulusan Australian National University Australia.

Temuan Kumar, kata Daud yang membuat tesis tentang Island in Betweeb, Prehistory of Northeastern Indonesian Archipelago menguatkan hipotesis tentang pelaut Austronesia yang mencapai Jepang. Misalnya Oppenheimer dalam buku berjudul Eden in the East.

Buku itu membahas pengaruh pelaut Austronesia terhadap peradaban Jawa. Namun, temuan itu menurut Daud harus dikuatkan dengan banyak bukti.

Jumat, 31 Mei 2013

hasil unas smpn 1 ngimbang 2012/2013


PENGUMUMAN KELULUSAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013



SISWA SMP NEGERI 1 NGIMBANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
YANG DINYATAKAN TAMAT DAN LULUS UJIAN
NO.
NOMOR PESERTA
NAMA
JENIS KELAMIN
LULUS/TIDAK LULUS
1
16-095-001-8
ADAM ANDIKA PUTRA
L
LULUS
2
16-095-002-7
AHMAD MIRDA GINARIS AKBAR
L
LULUS
3
16-095-003-6
A'IZZATUL KHIYANA
P
LULUS
4
16-095-004-5
ALDILA PUTRI DHERMAWANTI
P
LULUS
5
16-095-005-4
ANFASA TIFANI MAHENDRA
L
LULUS
6
16-095-006-3
ANGGIANI FITRI CAHYATI
P
LULUS
7
16-095-007-2
ARDIANA DWI SEPTIANTI
P
LULUS
8
16-095-008-9
AULANA ISTIKHARO
P
LULUS
9
16-095-009-8
BERGAS TRI PAMBUDI
L
LULUS
10
16-095-010-7
DANAR MARGONO
L
LULUS
11
16-095-011-6
DANI DAMAR KUNCORO
L
LULUS
12
16-095-012-5
DELFIA IHDINA AMORAJINGGA
P
LULUS
13
16-095-013-4
DELVI YURVILA NADA
P
LULUS
14
16-095-014-3
DIAN SARTIKA
P
LULUS
15
16-095-015-2
DINA CAHYA RESTU SETYA PUTRI
P
LULUS
16
16-095-016-9
EKO CAHYO UTOMO
L
LULUS
17
16-095-017-8
EVENDI
L
LULUS
18
16-095-018-7
GYO DWI FEBRIANTO
L
LULUS
19
16-095-019-6
HENY OKTAVIANTI
P
LULUS
20
16-095-020-5
INDRA PUTRA MAHATMA
L
LULUS
21
16-095-021-4
KRISTIA NINGSIH
P
LULUS
22
16-095-022-3
MARSELLA DWI YUNIA
P
LULUS
23
16-095-023-2
NIHAYATUL FITRIYAH ARNI P
P
LULUS
24
16-095-024-9
PUSPITA NUR ROHMAH B
P
LULUS
25
16-095-025-8
RAHMA DWI PUSPITASARI
P
LULUS
26
16-095-026-7
RIZKY NOVAN FALATEHAN
L
LULUS
27
16-095-027-6
ROSYIDA NUR ROHMA
P
LULUS
28
16-095-028-5
SANDI EKWANTORO
L
LULUS
29
16-095-029-4
SIOLA KALIMAHTUR
P
LULUS
30
16-095-030-3
ULVA OKTAVIANTI
P
LULUS
31
16-095-031-2
UTAMI
P
LULUS
32
16-095-032-9
VELLYNA HANDAYANI
P
LULUS
33
16-095-033-8
WAHYU RATNA WULANDARI
P
LULUS
34
16-095-034-7
WILDAN BIMA DWINUGRAHA
L
LULUS
35
16-095-035-6
YOGIK RIO SEIAWAN
L
LULUS
36
16-095-036-5
AGUS ROCHMAD
L
LULUS
37
16-095-037-4
ALFIAN TEGUH DWI CAHYANTO
L
LULUS
38
16-095-038-3
ALVIAN ALEK SANDER
L
LULUS
39
16-095-39-2
ANDRI SETIAWAN
L
LULUS
40
16-095-040-9
ANKE NURSINTA PUTRI
P
LULUS
41
16-095-041-8
ARNINA RETNO NINGTYAS
P
LULUS
42
16-095-042-7
DESTRA RIDHO RISMA ILMANSYAH
L
LULUS
43
16-095-043-6
DEVI APRILIYA SARI
P
LULUS
44
16-095-044-5
DIKI EKO CAHYONO
L
LULUS
45
16-095-045-4
ELI AGUSTIN
P
LULUS
46
16-095-046-3
ELYU DWI INDRAWATI
P
LULUS
47
16-095-047-2
EMEY LIA WAHYU KRISTINA
P
LULUS
48
16-095-048-9
ERNIS NORFADILA
P
LULUS
49
16-095-049-8
FAKAS EKO SAPUTRO
L
LULUS
50
16-095-050-7
FISBELA MEI DINIA ASTRIDA W
P
LULUS
51
16-095-051-6
GEOGERY RAHMAN ANGGARA
L
LULUS
52
16-095-052-5
HADI ANGGA YUDI SETIYAWAN
L
LULUS
53
16-095-053-4
IIT AMBARWATI
P
LULUS
54
16-095-054-3
INDAH DWI SEPTIYANAH
P
LULUS
55
16-095-055-2
LEILY CATUR MEYGA ISTIFADAH
P
LULUS
56
16-095-056-9
MOH. DIAN KURNIAWAN
L
LULUS
57
16-095-057-8
MUHAMMAD EXSAN
L
LULUS
58
16-095-058-7
MUHAMMAD TRI YUWANTO
L
LULUS
59
16-095-059-6
NAK'IM MATUN NASIKAH
P
LULUS
60
16-095-060-5
NOFAN BAGUS PRAMUJA
L
LULUS
61
16-095-061-4
PENI ALIFA SARI
P
LULUS
62
16-095-062-3
PINGKI YOHA NATA
L
LULUS
63
16-095-063-2
PRASETYO WAHYU PURWANTO
L
LULUS
64
16-095-064-9
RIZKY DWI ROHMAHTIKA
P
LULUS
65
16-095-065-8
SUCI INDAH CAHYANI
P
LULUS
66
16-095-066-7
TITIN TUSTILAWATI
P
LULUS
67
16-095-067-6
WAHYU DWI SAPUTRO
L
LULUS
68
16-095-068-5
ANGGI FRIANSAH NURCAHYONO
L
LULUS
69
16-095-069-4
ARIEF WAHYU SEIAWAN
L
LULUS
70
16-095-070-3
DEA SEPTI ANGGRAENI LAKSONO
P
LULUS
71
16-095-071-2
DESYA AYU ANGGRAINI
P
LULUS
72
16-095-072-9
DOHAN YUDHO PRASTOWO
L
LULUS
73
16-095-073-8
DWI AYU CAHYANI
P
LULUS
74
16-095-074-7
DWI PURWANTO
L
LULUS
75
16-095-075-6
FITRI OKVIANTI
P
LULUS
76
16-095-076-5
HANAVI ASHARI
L
LULUS
77
16-095-077-4
HERLAMBANG SATRIYA B.
L
LULUS
78
16-095-078-3
HERLIN ANDIANA
P
LULUS
79
16-095-079-2
ISMA ZAINUL ARIF
L
LULUS
80
16-095-080-9
JERY PRASETYA UTOMO
L
LULUS
81
16-095-081-8
JOKO PITONO
L
LULUS
82
16-095-082-7
KHOIRUNNISA'
P
LULUS
83
16-095-083-6
LEO EDI WALUYO
L
LULUS
84
16-095-084-5
MAHDA CHAFIDZ DYAH
P
LULUS
85
16-095-085-4
MAYA YULIATI NINGTIAS
P
LULUS
86
16-095-086-3
MEITA PUTRI NAJERINA
P
LULUS
87
16-095-087-2
MIFTAQUL AFNAN
L
LULUS
88
16-095-088-9
MOHAMAD RAMADHAN HABIB HSB
L
LULUS
89
16-095-089-8
MUCHAMAD ZIFI REZA KURNIAWAN
L
LULUS
90
16-095-090-7
NIZAR ANANDA ALUBAIDAH L
L
LULUS
91
16-095-091-6
NUZULUL LAILATUROHMAH NR
P
LULUS
92
16-095-092-5
OKTA DWI ARDI CANDRA
L
LULUS
93
16-095-093-4
RAGIL SRI DEVINTA PUTRI
P
LULUS
94
16-095-094-3
RATIH NUR VIDEANTI
P
LULUS
95
16-095-095-2
RIYO GINANJAR ADI PRAYOGO
L
LULUS
96
16-095-096-9
SYLVIA RESTIANA DEWI
P
LULUS
97
16-095-097-8
USWATIN HASANAH
P
LULUS
98
16-095-098-7
VIKI BURKI
L
LULUS
99
16-095-099-6
YOGA AHMAD NUR SOLEH
L
LULUS
100
16-095-100-5
ACHMAD BIMA NURROFIC
L
LULUS
101
16-095-101-4
ACHMAD SURYANTORO
L
LULUS
102
16-095-102-3
AFI DWI KURNIAWAN
L
LULUS
103
16-095-103-2
DIANA RISMAWATI
P
LULUS
104
16-095-104-9
DIKY SURYA PRADANA
L
LULUS
105
16-095-105-8
FIASTRI
P
LULUS
106
16-095-106-7
FITRIA
P
LULUS
107
16-095-107-6
FITRIA UMBAR SETIOWATI
P
LULUS
108
16-095-108-5
FITRIANI LINDA KRISTANTI
P
LULUS
109
16-095-109-4
HERI FRANSICA WAHYUMUSTOFA
L
LULUS
110
16-095-110-3
IDA FIRDIANA
P
LULUS
111
16-095-111-2
INDAH SARI
P
LULUS
112
16-095-112-9
ISYUNARA PEGGYAWATI
P
LULUS
113
16-095-113-8
JOKO PRASTIYO
L
LULUS
114
16-095-114-7
LUKI ANDRIANI
P
LULUS
115
16-095-115-6
MOSTIKA KODRIYAH
P
LULUS
116
16-095-116-5
MUSTOFA
L
LULUS
117
16-095-117-4
NIKO AGUSTIAN
L
LULUS
118
16-095-118-3
PUPUT KRISTIANI
P
LULUS
119
16-095-119-2
ROMI BAGUS SUGANDA
L
LULUS
120
16-095-120-9
ROYAN FAJAR HENDRATMA
L
LULUS
121
16-095-121-8
RUSIATI
P
LULUS
122
16-095-122-7
SENO YOGA KURNIAWAN
L
LULUS
123
16-095-123-6
SHELLA DEVI ARIS SAPUTRI
P
LULUS
124
16-095-124-5
SRI AMBAR AYU
P
LULUS
125
16-095-125-4
TYAS MUGI LESTARI
P
LULUS
126
16-095-126-3
ULFA AYU APRILIA
P
LULUS
127
16-095-127-2
WAHYU BANGUN NUSANTORO
L
LULUS
128
16-095-128-9
WAHYU DWI CAHYO
L
LULUS
129
16-095-129-8
YOYOK PRADANA
L
LULUS
130
16-095-130-7
ACHMAD DANI SETYABUDI
L
LULUS
131
16-095-131-6
AHMAT SOBIRIN
L
LULUS
132
16-095-132-5
ARBELA AYU SETYAWATI
P
LULUS
133
16-095-133-4
ARDI WIJAYANTO
L
LULUS
134
16-095-134-3
ARIEF PERMADI
L
LULUS
135
16-095-135-2
DEVI SETIAWAN
L
LULUS
136
16-095-136-9
DODIK YORDAN KURNIAWAN
L
LULUS
137
16-095-137-8
EKO WAHYU SAPUTRA
L
LULUS
138
16-095-138-7
EVIE WAHYU FRIDAYANI
P
LULUS
139
16-095-139-6
FARID INUL ISTICHOMAH
P
LULUS
140
16-095-140-5
FATKUR ROZI
L
LULUS
141
16-095-141-4
FITRIA NUR SRIGATI
P
LULUS
142
16-095-142-3
GIOVANI FEISAL FAHMI ALIMUDIN
L
LULUS
143
16-095-143-2
HANA EKA PUSPITA FATNI
P
LULUS
144
16-095-144-9
HELDA OKTAVIANO UTOMO
L
LULUS
145
16-095-145-8
IDHAM AGUSTI
L
LULUS
146
16-095-146-7
MARDIONO
L
LULUS
147
16-095-147-6
MIA SURYANI
P
LULUS
148
16-095-148-5
MIFTAAHUL HUDA
L
LULUS
149
16-095-149-4
MOCH RIDWAN 'ALIM SUPRAYOGI
L
LULUS
150
16-095-150-3
MURIATI
P
LULUS
151
16-095-151-2
NANA PUSPITA IKASARI
P
LULUS
152
16-095-152-9
NURUL WULAN NOVIANTI A.
P
LULUS
153
16-095-153-8
PANCA PUTRA PAMUNGKAS
L
LULUS
154
16-095-154-7
PUSPITA SARI
P
LULUS
155
16-095-155-6
PUTRI SETIA NINGATI
P
LULUS
156
16-095-156-5
SEPTY DWI SISDANINGTYAS
P
LULUS
157
16-095-157-4
SINDI PRAMESTI
P
LULUS
158
16-095-158-3
SUPRAYOGI
L
LULUS
159
16-095-159-2
TUTUR WIJAYA
L
LULUS
160
16-095-160-9
TUTUT ARIANTO
L
LULUS
161
16-095-161-8
VIA MARINDA
P
LULUS
162
16-095-162-7
ADJI DARMA PUTRA PERDANA
L
LULUS
163
16-095-163-6
AGIK PAMUJIONO
L
LULUS
164
16-095-164-5
BERNANDO ARYUWANA
L
LULUS
165
16-095-165-4
DENES EKA PRATIWI
P
LULUS
166
16-095-166-3
DEWI MIRANDA
P
LULUS
167
16-095-167-2
DHIMAS DARMA DWI PRATAMA
L
LULUS
168
16-095-168-9
EVA AYU PURWANTI
P
LULUS
169
16-095-169-8
FEBY DWI PEBRIYANTO
L
LULUS
170
16-095-170-7
FIKI DWI YONNI RENARI
L
LULUS
171
16-095-171-6
GALANG JATI ARUM KUSUMA
L
LULUS
172
16-095-172-5
GALUH KRISMONI
L
LULUS
173
16-095-173-4
HENY DWI YULIASTUTIK
P
LULUS
174
16-095-174-3
IIN SUSANTI
P
LULUS
175
16-095-175-2
INDAH YUFITA SARI
P
LULUS
176
16-095-176-9
MUCHAMMAD RIZQI RAMADHANI
L
LULUS
177
16-095-177-8
NINE MAHARDIKA SARI
P
LULUS
178
16-095-178-7
NUNUNG DWI PUSPITA SARI
P
LULUS
179
16-095-179-6
NURUL AINI
P
LULUS
180
16-095-180-5
PUTRA BAGAS SETIAWAN
L
LULUS
181
16-095-181-4
PUTRI ARUM ENDAH MAWARNI
P
LULUS
182
16-095-182-3
PUTRI SETYAWATI
P
LULUS
183
16-095-183-2
RATNA SARI
P
LULUS
184
16-095-184-9
SHERLY ZULVIARA NINGTYAS
P
LULUS
185
16-095-185-8
SIDIK SETIAWAN
L
LULUS
186
16-095-186-7
SUCI RAHAYU NINGRUM
P
LULUS
187
16-095-187-6
TINUK ANGGARSARI
P
LULUS
188
16-095-188-5
TITANIA ASHARI
P
LULUS
189
16-095-189-4
VINA MEI LINDA
P
LULUS
190
16-095-190-3
VIRDASA AYU LESTARI
P
LULUS
191
16-095-191-2
WISNU GIAH AFRIANTO
L
LULUS
192
16-095-192-9
YHOGA PRAYOGI
L
LULUS
193
16-095-193-8
YULIANTO EKO SAPUTRO
L
LULUS
194
16-095-194-7
ABDUL ROKHIM
L
LULUS
195
16-095-195-6
ADI CANDRA TRI WINARNO
L
LULUS
196
16-095-196-5
AJI SANTOSO
L
LULUS
197
16-095-197-4
AKHWAN ROFIK UMAR
L
LULUS
198
16-095-198-3
ANISSATUN NI'MAH
P
LULUS
199
16-095-199-2
ARI FALDI SETYANA ABADI
L
LULUS
200
16-095-200-9
ARULITA NANDA SARI
P
LULUS
201
16-095-201-8
DEDY SUPRIYANTO
L
LULUS
202
16-095-202-7
DENI ANA MUSLIAH
P
LULUS
203
16-095-203-6
DIKI SRI AYU
P
LULUS
204
16-095-204-5
DWI WIJI NINGSIH
P
LULUS
205
16-095-205-4
ERIKA FIRDIANA
P
LULUS
206
16-095-206-3
EVFI PUTRI RAHAYU
P
LULUS
207
16-095-207-2
FEBY FATIMAHTUS ZAHRO
P
LULUS
208
16-095-208-9
INDAH SEPTIANITA RATRI
P
LULUS
209
16-095-209-8
JOKO WAHYUDI
L
LULUS
210
16-095-210-7
KLINDRI KLARANA
P
LULUS
211
16-095-211-6
MOCHAMAD SYAIFUL
L
LULUS
212
16-095-212-5
NADA HAFANAH
P
LULUS
213
16-095-213-4
RIO NUR EFENDI
L
LULUS
214
16-095-214-3
SASMITO AJI NUGROHO
L
LULUS
215
16-095-215-2
SILVI TRINITA WULANSARI
P
LULUS
216
16-095-216-9
SITI FATIMAH
P
LULUS
217
16-095-217-8
SOVIA EVIKA DWIREGA AYUDIANA
P
LULUS
218
16-095-218-7
SUGIK FIRMAN DIANTO
L
LULUS
219
16-095-219-6
SUMINTO
L
LULUS
220
16-095-220-5
TAVIF SETYOWIBOWO
L
LULUS
221
16-095-221-4
VERANTI OKTAVILIA
P
LULUS
222
16-095-222-3
VICKY YANUAR
L
LULUS
223
16-095-223-2
YASHINTA ELSA ANGGELINA
P
LULUS
224
16-095-224-9
YOHANES DICKY YOENIARGO
L
LULUS
225
16-095-225-8
YUNUS EFENDI PRADANA
L
LULUS
CATATAN :
1.         Siswa kelas IX diharuskan masuk sekolah hari Senin tanggal 3 Juni 2013, pukul 09.00 WIB.
2.       Dakolnun (Daftar Kolektif Nilai Ujian Nasional) dapat dilihat di papan pengumuman sekolah.

source:smpn1ngimbang.blogspot.com

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda