Ketahuilah, bahwa yang terpenting bukan hanya "bagaimana belajar sejarah", melainkan "bagaimana belajar dari sejarah". Pada masa lalu, Soekarno menegaskannya dengan istilah: "Jasmerah" (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Bahkan, seorang Cicero begitu menghargai sejarah dengan menyebutnya sebagai "Historia Vitae Magistra" (Sejarah adalah Guru Kehidupan), sedangkan Castro berteriak dengan lantang di pengadilan: "Historia Me Absolvera !!!" (Sejarah yang akan Membebaskanku!!!). Haruskah kita menyingkirkan sejarah?, bored with history?, hated social scientific history?...and peace forever
Beberapa
waktu lalu goal.com merilis daftar stadium terbaik di Asia dan
menempatkan Stadion Gelora Bung Karno di tempat kedua. Bisa jadi hal ini
dapat menjadi kebanggaan bagi kita bangsa Indonesia terutama pencinta
bola tanah air. Jangan ragu karena stadion kita dapat mengalahkan
beberapa stadion lain yang memang kelihatannya lebih baik daripada
stadion kebanggan kita misalnya stadion Saitama di Jepang yang pernah
menggelar even sekelas Piala Dunia 2002. Stadion kebanggan kita ini
mempunyai Lampu: 1.200 luks Panjang sentel ban: 800 meter Panjang
lapangan: 110 meter Lebar lapangan: 60 meter. Stadion ini dinamai untuk
menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan
tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olah raga ini.
Pembangunan stadion ini mendapat bantuan Uni soviet saat itu dan apad
2007 lalu menjadi saksi bersejarah Irak meraih gelar juara Piala Asia.
Kita harus bangga mempunyai stadion terbesar di Asia Tenggara dan
sekarang di akui di level Asia. Berikut daftar 10 stadion terbaik rilis resmi goal.com: 1. Azadi (Tehran, Iran)
0 komentar:
Posting Komentar
jika menyalin artikel diharap ijin dulu sebagai rasa hormat sesama blogger dan jangan lupa kritik dan sarannya!!