Dirjen
Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Rabu (26/12)
melakukan peninjauan ke lokasi rute terpendek rencana pembangunan
jembatan Selat Sunda, tepatnya di daerah Cigading, Pelabuhan Ciwadan,
Provinsi Banten.
Mengingat
lintasan ini memiliki nilai strategis, akhir-akhir ini semakin banyak
pula pihak-pihak tertarik akan rencana pembangunan ini diantaranya PT
Jembatan Selat Sunda tahun 2000, Nils D. Olsson tahun 2006 dan PT
Wiratman bersama PT Artha Graha 2007.
Departemen
PU sendiri akan melakukan Studi Kelayakan dan diharapkan kegiatan
tersebut terus berlanjut dan diwujudkan pembangunannya pada tahun-tahun
mendatang.
Selain
itu Dirjen Bina Marga juga meninjau lokasi rencana pelebaran jalan ruas
Pantura di Provinsi Banten serta rencana pembangunan 2 Flyover di Merak
dan Balaraja. Pada sore harinya, kunjungan dilanjutkan dengan
mengunjungi kegiatan pelebaran ruas jalan Cakung?Cilincing.
Kegiatan
peningkatan ruas jalan Cakung?Cilincing menitik-beratkan kepada
pentingnya ruas ini terhadap jalur angkutan peti kemas dari dan menuju
Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan jalur ekonomi utama bagi arus
ekspor-impor yang melayani lebih dari 8000 peti kemas perhari. Rencana
panjang penanganan jalan adalah 13 km dengan pekerjaan utama adalah
pelebaran jalan dari 2 lajur menjadi 3 lajur pada ruas yang tingkat
kapasitasnya tidak memadai antara ujung jalan tol di Rorotan menuju
jalan raya Cilincing. Dilakukan pula pembuatan fasilitas trotoar dan
perbaikan sistem drainase jalan pada saluran samping sepanjang 2 x 9 km,
serta peninggian pada lokasi banjir sepanjang 4,5 km. Kegiatan ini
dimulai sejak September 2007 dan direncanakan selesai akhir April 2008.
Selama masa konstruksi, pelebaran yang telah selesai dilakukan langsung
dibuka untuk umum untuk mengurangi kemacetan yang terjadi
Di
Pelabuhan Merak Antrean kendaraan sampai belasan kilo meter bahkan
sampai ke pintu tol Jakarta – Merak, begitupun sebaliknya di Pelabuhan
Bakauheni, kejadian yang ini sudah berulang kali terjadi dan sangat
mempengaruhi roda perekonomian.
Antrean Panjang di Pelabuhan Merak.
Melihat
kemacetan di Pelabuhan Merak saat ini sungguh luar biasa, antrean
panjang mobil pribadi maupun truk membawa muatan menuju Sumatera sampai
belasan kilo meter hingga pintu tol Jakarta-Merak.
Kemacetan
dan penumpukan kendaraan seperti ini sudah berulang kali terjadi,
tetapi tanpa/belum ada solusi yang efektif dari pihak ASDP maupun
Menteri Perhubungan untuk mengatasi kemacetan tersebut.
Kalaupun
kemacetan tersebut disebabkan kurangnya Kapal yang layak jalan, sudah
seharusnya pihak-pihak yang bertanggungjawab di pelabuhan mencari solusi
lain, misalnya meminjam sementara kapal-kapal dari Angkatan Laut kita,
hal tersebut sepertinya sudah pernah dilakukan terutama menghadapi arus
mudik Lebaran.
Begitupun Dengan Pelabuhan Bakauheni.
Kemacetan
di Pelabuhan Merak juga berdampak menumpuknya kendaraan di Pelabuhan
Bakauheni, penumpukan kendaraan hingga 2 kilo meter, dari segi jumlah
kendaraan yang antre mungkin jumlahnya tidak jauh berbeda, tetapi
disebabkan Pelabuhan Bakauheni mempunyai lahan parkir luas yang mampu
menampung sekitar 2000 kendaraan.
Dengan
kemacetan tersebut mungkin bagi kendaraan pribadi hanya rugi waktu
saja, tetapi akan lain ceritanya kalau seperti kendaraan truk membawa
muatan seperti sembako lebih celaka lagi kalau kendaraan yang membawa
buah-buahan dan sayuran, tentu kita tahu buah-buahan dan sayuran paling
lama bisa bertahan dua hari sebelum membusuk, dan sepertinya problem
tersebut belum teratasi secara maksimal, bahkan demi menyelamatkan buah
dan sayurannya tidak jarang para sopir truk menambah tip dengan jumlah
tertentu supaya kendaraannya bisa menyeberang dengan cepat, tentunya
pungutan-pungutan tersebut telah mengurangi pendapatan sopir-sopir truk
tersebut.
Berdampak Pada Roda Perekonomian.
Sangat
disayangkan kemacetan di Pelabuhan Merak dan Bakauheni tersebut
dibiarkan begitu saja, karena kejadian antrean panjang ini sudah terjadi
hampir dua pekan lamanya, nampak penumpukan mobil tersebut terutama
bagi kendaraan truk dan Bis antar kota, karena pihak Organda mengaku
mengalami kerugian sekitar Rp. 1,5 miliar per hari dan Asosiasi
Pengusaha Indonesia (API) juga mencatat kerugian sampai Rp.5 miliar per
hari, kalau tidak cepat diatasi tentunya para pengusaha Organda dan API
akan semakin merugi, anehnya pihak pelabuhan tidak mau disalahkan dengan
dali Kemacetan tersebut akibat dari cuaca yang buruk.
Percepat Pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Salah
satu yang mungkin bisa mengatasi kemacetan di Pelabuhan Merak dan
Bakauheni adalah mempercepat pembangun Jembatan Selat Sunda (JSS)
jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, sayangnya
proyek pembangun Jembatan Selat Sunda ini adalah proyek jangka panjang,
karena rencana pembangunan tersebut mungkin baru terealisasi pada tahun
2014 akhir, pada saat ini pemerintah baru atau sedang melakukan study
mendalam mengenai pembangunan jembatan tersebut, karena Selat Sunda
berpotensi gempa Gunung Merapi dan Palung, tetapi melihat kemacetan yang
saban tahun terjadi sudah sepatutnya pembangunan jembatan tersebut
lebih dipercepat.
Sumber 1 : http://www.jembatanselatsunda.com
Sumber 2 :
http://regional.kompasiana.com/2011/03/02/antara-merak-%E2%80%93-bakauheni-kenapa-antrean-panjang-itu-terus-terjadi/
0 komentar:
Posting Komentar
jika menyalin artikel diharap ijin dulu sebagai rasa hormat sesama blogger dan jangan lupa kritik dan sarannya!!