Memasuki minggu ketiga bulan Ramadan, masjid bukanlah sekadar tempat
untuk beribadah. Kemegahan serta keunikan dari setiap masjid di
nusantara ini menjadi pesona yang sangat memukau. Inilah 7 masjid
terindah di Pulau Sumatera.
Mendekati sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan, ada satu ibadah yang
biasa dilakukan oleh umat Islam. Itikaf! Berdiam diri di masjid untuk
memperbanyak amalan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang
Pencipta. Hingga pada hari kemenangan tiba, masjid-masjid tetap ramai
dikunjungi umat Islam.
Tidak hanya sekadar untuk meningkatkan ibadah atau mengenang masa lalu,
mengunjungi masjid juga bisa dijadikan sebagai alternatif destinasi
wisata.
Berikut adalah 7 masjid terindah di Pulau Sumatetra yang saya kunjungi dalam perjalanan itikaf.
1. Masjid Raya Baiturrahman, Aceh
Masjid yang selamat dari hempasan tsunami ini dibangun oleh Sultan
Iskandar Muda pada abad ke-17. Keanggunannya tak kalah dengan Taj Mahal
di India.
Konon, lima kubahnya memang mengadopsi gaya bangunan Islam yang pernah
jaya di tempat tersebut. Masuk lebih dalam, tampak jelas bahwa ukiran
sulur dan ornamen masjid ini tidak berasal dari inspirasi lokal.
Relung-relungnya lebih dekat dengan gaya Turki atau Persia, sementara
jendela-jendela besarnya terlihat menyerupai bangunan Indisch
peninggalan Belanda. Siapapun pasti setuju bahwa masjid ini megah tidak
hanya dilihat dari segi arsitekturalnya saja. Pada akhir 2004 silam,
ketika tsunami menerjang Aceh, Masjid Raya Baiturrahman ini melindungi
banyak jiwa.
2. Masjid Raya Al Mashun, Medan
Dinding masjid yang berwarna putih dengan ornamen hijau kebiruan ini
terlihat sejuk di antara padatnya lalu lintas Simpang Raya, Medan. Dari
depan terlihat kubahnya tidak berbentuk bulat melainkan menyerupai
bawang atau berbentuk persegi delapan.
Sama dengan bentuk kubahnya, dinding luar masjid ini juga memiliki
bentuk yang sama. Bentuk persegi delapan ini pun diperkuat dengan
koridor-koridor yang memisahkan ruang utama dengan ruang lainnya.
Hiasan dinding koridor maupun ornamen plafon dan bangunan utama sarat
warna merah bata bergaya Mughal India. Dibangun atas prakarsa Sultan
Deli pada awal abad ke-20, arsitek dari Masjid ini adalah seorang
Belanda.
3. Masjid An Nur, Pekanbaru
Kubah-kubah berbentuk bawang lebih sering muncul pada bangunan masjid di
kawasan Sumatera Utara. Di Pekanbaru, selain berbentuk bulat bawang,
bentuk kubah terlihat lebih mewah dengan detil ornamen hijau, biru,
dan kuning di permukaannya.
Gaya mewarnai kubah mirip Istana Kremlin di Rusia ini, justru sering
dijumpai pada masjid-masjid modern di tanah Melayu. Di sisi lain,
dinding masjid yang berbentuk kubistik dengan celah-celah kecil
dipermukaannya menghadirkan nuansa Timur Tengah yang sangat kental.
Sebagai bangunan modern, masjid ini juga dilengkapi dengan eskalator
menuju lantai atas bangunannya. bentuk keseluruhan kompleks Masjid An
Nur ini terintegrasi oleh sekolah-sekolah serta kampus yang berada di
sekitarnya.
4. Masjid Agung At Taqwa, Bengkulu
Luas, kokoh, dan sederhana! Demikian kesan yang ditangkap saat saya
memasuki halaman masjid terbesar di Provinsi Bengkulu ini. Tiang dan
jendela yang besar, langit-langit yang tinggi dengan sentuhan cat serba
putih memberikan kesan kuat pada bangunan Masjid At Taqwa.
Ornamen interiornya tidak detil, justru tampak besar-besar.
Bayang-bayang dari jendela-jendela besar tersebut memantul pada lantai
masjid yang terbuat dari marmer. Kondisi seperti ini memberi kesan luas
dan sejuk.
Kubah utama masjid berbentuk bulat, menumpang di atas atap bersusun tiga
yang merupakan inspirasi bangunan lokal. Meskipun berdiri pada tahun
1988, awal mula bangunan ini berdiri sejak zaman kompeni Belanda.
5. Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang
Sekilas bangunan ini merupakan salah satu masjid tanpa kubah yang
terdapat di Pulau Sumatera. Atapnya bergaya limas bersusun tiga,
menyerupai bangunan masjid yang ada di Pulau Jawa. Akan tetapi, hiasan
atap yang berwarna merah dan emas serta ukiran-ukiran ornamennya
menghadirkan arsitektur bergaya China.
Tidak berhenti di situ, menara Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin
juga terlihat mirip dengan pagoda. lain di luar, lain pula di dalam!
Hiasan interior masjid dipenuhi kaligrafi berwarna hijau, serta
warna-warna semarak lainnya yang sering dijumpai dalam kerajinan khas
Palembang.
Walaupun, telah mengalami pemugaran berkali-kali, unsur arsitektur China
tetap ada dalam bangunan masjid ini. Konon, gaya ala China sudah ada
sejak pertama kali masjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin
di abad ke-18.
6. Masjid Agung Al Falah "1.000 Tiang", Jambi
Masjid ini bisa dibilang tidak berdinding! Satu-satunya dinding adalah
sisi barat bagian mihrab atau tempat imam salat yang terbuat dari kayu
berukir.
Itu pun tidak sepenuhnya menjangkau puncak pilar. Artinya hanya tiga
perempat dinding yang tertutup sekat. Kemudian tiga sisi lainnya
dipenuhi oleh tiang dengan berbagai bentuk. Komposisi tiangnya
berlapis-lapis dengan beraneka bentuk dan bahan.
Tidak berlebihan apabila warga menyebut bangunan tersebut sebagai Masjid
1.000 Tiang mengalahkan nama aslinya, yaitu Al Falah. Pada awalnya
tanah tempat berdirinya masjid tersebut merupakan lokasi istana Sultan
Thaha Syaifuddin. Namun pada awal abad ke-20, Belanda membumi hanguskan
istana tersebut dan menjadikan tanah di atasnya sebagai kampung
militer.
7. Masjid Agung Pondok Tinggi, Jambi
Meskipun, tidak terletak di ibukota provinsi seperti enam masjid
sebelumnya, masjid agung ini memiliki keunikan yang memukau. Seluruh
bangunannya dipercaya tidak dihubungkan satu pun dengan pasak. Oleh
karena itu, wajar bila dilihat dari sudut tertentu bentuknya tidak
begitu simetris.
Dinding hingga atap masjid terbuat dari kayu. Hiasannya menggunakan
ukiran yang besar dan berwarna mencolok asli daerah setempat. Corak
ukiran dan warna tersebut bisa kita lihat pada hiasan atap rumah maupun
ujung perahu tradisional Jambi.
Di bagian atas atapnya, bergaya tumpang tiga khas bangunan masjid
pribumi. Masjid yang lahir pada akhir abad ke-19 ini didirikan oleh
masyarakat lokal.
sumber:http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=293825
0 komentar:
Posting Komentar
jika menyalin artikel diharap ijin dulu sebagai rasa hormat sesama blogger dan jangan lupa kritik dan sarannya!!